Profil Desa Tunggara
Ketahui informasi secara rinci Desa Tunggara mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Tunggara, Sigaluh, Banjarnegara. Mengulas tuntas potensi pertanian, khususnya salak, pengembangan ekonomi kreatif, kondisi infrastruktur strategis, dan dinamika sosial budaya masyarakat yang terus berkembang di jalur provinsi.
-
Sentra Pertanian Strategis
Desa Tunggara merupakan pusat vital pertanian di Kecamatan Sigaluh, dengan komoditas salak sebagai penopang utama perekonomian lokal.
-
Lokasi di Jalur Ekonomi
Terletak di jalan provinsi yang ramai, memberikan keuntungan aksesibilitas tinggi untuk perdagangan dan distribusi hasil bumi.
-
Potensi Agrowisata dan Ekonomi Kreatif
Memiliki prospek cerah untuk pengembangan agrowisata berbasis kebun salak serta tumbuhnya UMKM pengolahan hasil pertanian.

Desa Tunggara, sebuah wilayah yang terletak di Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjelma menjadi salah satu desa dengan denyut nadi perekonomian yang kuat, terutama dari sektor pertanian. Berada di jalur strategis yang menghubungkan Banjarnegara dengan Wonosobo, desa ini tidak hanya menjadi area pemukiman, tetapi juga merupakan etalase potensi agraris dan geliat ekonomi lokal yang patut diperhitungkan di kancah regional. Dengan keunggulan geografis dan kekayaan sumber daya alamnya, Desa Tunggara terus berupaya mengoptimalkan setiap peluang untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Lokasi Geografis dan Demografi
Secara administratif, Desa Tunggara merupakan satu dari 14 desa dan 1 kelurahan yang membentuk wilayah Kecamatan Sigaluh. Letaknya yang berada di jalur lintas provinsi memberikan keuntungan signifikan dalam hal aksesibilitas dan mobilitas barang serta jasa.
Berdasarkan data dari publikasi BPS "Kecamatan Sigaluh dalam Angka", Desa Tunggara memiliki luas wilayah sekitar 2,16 km², atau mencakup 5,47% dari total luas Kecamatan Sigaluh. Wilayahnya secara topografis didominasi oleh dataran bergelombang dan perbukitan, kondisi yang sangat ideal untuk pengembangan pertanian, khususnya tanaman perkebunan seperti salak.
Desa ini berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di sekitarnya, yang mendukung interaksi sosial dan ekonomi antarwilayah. Di sebelah utara, Desa Tunggara berbatasan dengan Desa Panawaren. Di sisi timur, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Randegan. Sementara itu, batas di sebelah selatan dan barat masih berada dalam lingkup Kecamatan Sigaluh yang dinamis.
Dari sisi kependudukan, data populasi desa terus mengalami perkembangan. Meskipun data spesifik per tahun 2025 memerlukan rilis resmi terbaru, data agregat dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan populasi yang cukup padat untuk ukuran desa. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk Desa Tunggara tergolong tinggi, mencerminkan pemusatan aktivitas penduduk yang signifikan. Komposisi penduduknya terdiri atas laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang relatif seimbang, dengan mayoritas angkatan kerja terserap di sektor pertanian, perdagangan dan jasa.
Sejarah dan Pemerintahan Desa
Sejarah Desa Tunggara tidak terlepas dari perkembangan peradaban di wilayah Kabupaten Banjarnegara. Meskipun catatan historis terperinci sulit ditemukan, tradisi lisan dan peninggalan budaya menunjukkan bahwa komunitas di wilayah ini telah ada sejak lama, hidup dari hasil bumi dan mengembangkan sistem sosial yang komunal. Nama "Tunggara" sendiri diyakini memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan arah atau posisi dalam kosmologi lokal.
Saat ini, roda pemerintahan di Desa Tunggara berjalan secara efektif di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Struktur pemerintahannya didukung oleh jajaran perangkat desa yang meliputi Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), dan Kepala Seksi (Kasi) yang masing-masing membidangi urusan perencanaan, keuangan, pelayanan, pemerintahan, dan kesejahteraan. Selain itu, terdapat pula Kepala Dusun yang bertugas mengoordinasikan wilayah-wilayah yang lebih kecil di dalam desa.
Lembaga kemasyarakatan seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga memegang peranan krusial sebagai mitra pemerintah desa. BPD berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah desa. Sinergi antara Pemerintah Desa dan BPD menjadi kunci dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang partisipatif dan tepat sasaran, mulai dari perencanaan pembangunan infrastruktur hingga program pemberdayaan masyarakat.
Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan
Perekonomian Desa Tunggara ditopang oleh beberapa sektor utama, dengan pertanian sebagai tulang punggungnya. Lahan yang subur menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung komoditas pertanian penting di Kecamatan Sigaluh.
Sektor pertanian, khususnya perkebunan salak, merupakan ikon dan sumber pendapatan utama bagi mayoritas penduduk. Salak dari wilayah Sigaluh, termasuk yang dihasilkan di Desa Tunggara, dikenal memiliki kualitas yang baik dengan rasa manis yang khas. Para petani tidak hanya menjual buah segar ke pasar-pasar lokal dan regional, tetapi juga memasoknya ke para pengepul yang mendistribusikannya ke kota-kota besar. Aktivitas pertanian ini menciptakan rantai ekonomi yang melibatkan petani, pekerja panen, pedagang, hingga transporter.
Selain salak, masyarakat juga menanam komoditas pertanian lainnya seperti padi di area persawahan dan berbagai jenis palawija untuk konsumsi subsisten maupun dijual. Keberagaman ini membantu menjaga ketahanan pangan dan memberikan alternatif pendapatan bagi petani.
Seiring dengan perkembangan, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai menunjukkan geliatnya. Beberapa warga telah merintis usaha pengolahan hasil pertanian, seperti pembuatan keripik salak, jenang, dan aneka makanan ringan lainnya. Usaha ini tidak hanya memberikan nilai tambah pada produk pertanian tetapi juga membuka lapangan kerja baru. Di samping itu, keberadaan warung, toko kelontong, dan usaha jasa lainnya yang tersebar di sepanjang jalan utama turut menyemarakkan aktivitas ekonomi desa. Berbagai berita lokal mencatat bahwa desa ini beberapa kali menerima bantuan keuangan dari pemerintah untuk pengembangan kawasan perdesaan, yang salah satunya dialokasikan untuk penyertaan modal bagi BUMDesa Bersama, menunjukkan adanya dukungan untuk penguatan ekonomi kolektif.
Infrastruktur dan Aksesibilitas
Infrastruktur di Desa Tunggara telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didukung oleh alokasi dana desa dan bantuan keuangan dari pemerintah provinsi. Aksesibilitas menjadi salah satu keunggulan utama desa ini.
Jalan utama yang melintasi desa merupakan jalan provinsi dengan kondisi yang baik dan beraspal, mempermudah akses dari dan menuju pusat Kabupaten Banjarnegara maupun kota lain. Kemudahan akses ini sangat vital untuk kelancaran distribusi hasil pertanian dan mobilitas penduduk. Di tingkat internal, jalan-jalan lingkungan dan jalan usaha tani juga terus mendapatkan perhatian. Berita dari media lokal pada tahun 2022 dan 2023 mencatat adanya proyek pengaspalan dan pembangunan talud di beberapa titik vital desa, seperti di Dukuh Sidodadi dan Slepa, yang didanai melalui aspirasi dan bantuan keuangan pemerintah. Pembangunan ini bertujuan untuk memperlancar aktivitas warga sehari-hari dan menunjang perekonomian.
Di bidang pendidikan, Desa Tunggara telah memiliki sarana pendidikan dasar yang memadai, yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Keberadaan fasilitas ini memastikan generasi muda desa mendapatkan akses pendidikan dasar yang layak tanpa harus menempuh jarak yang jauh.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses fasilitas kesehatan dasar yang tersedia di tingkat desa atau kecamatan. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) juga aktif berjalan secara rutin, memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, serta pemantauan gizi balita.
Sarana peribadatan seperti masjid dan musala berdiri megah dan terawat dengan baik, berfungsi tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. Ketersediaan air bersih dan jaringan listrik juga telah menjangkau hampir seluruh wilayah desa, mendukung kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Masyarakat Desa Tunggara hidup dalam tatanan sosial yang rukun dan memegang teguh nilai-nilai kebersamaan. Budaya gotong royong masih menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan, membangun fasilitas umum, atau membantu sesama warga yang sedang hajatan maupun tertimpa musibah.
Kegiatan keagamaan menjadi perekat sosial yang kuat. Pengajian rutin, perayaan hari besar Islam, dan kegiatan keagamaan lainnya selalu ramai diikuti oleh warga dari berbagai kalangan usia. Ini menciptakan ruang interaksi sosial yang positif dan mempererat tali persaudaraan.
Dalam hal budaya, Desa Tunggara turut serta dalam melestarikan tradisi lokal. Salah satu tradisi yang masih dijaga ialah "Ruwat Bumi" atau "Sedekah Bumi". Seperti yang diberitakan oleh situs resmi desa pada November 2024, acara ini digelar sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah dan sebagai doa agar terhindar dari marabahaya. Kegiatan ini biasanya diisi dengan doa bersama, kenduri, dan terkadang pagelaran kesenian tradisional, menjadi ajang pelestarian budaya sekaligus hiburan bagi masyarakat.
Organisasi kemasyarakatan seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Karang Taruna juga aktif berperan. PKK fokus pada program pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesejahteraan keluarga, sementara Karang Taruna menjadi wadah bagi para pemuda untuk menyalurkan kreativitas dan kontribusi mereka dalam pembangunan desa.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Meskipun memiliki banyak potensi, Desa Tunggara juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Di sektor pertanian, fluktuasi harga jual salak di tingkat petani seringkali menjadi masalah. Ketergantungan pada satu komoditas utama juga memiliki risiko tersendiri. Selain itu, regenerasi petani menjadi tantangan lain, di mana generasi muda cenderung lebih tertarik untuk bekerja di sektor non-pertanian atau merantau ke kota.
Namun di tengah tantangan tersebut, prospek masa depan Desa Tunggara tampak sangat cerah. Peluang terbesar terletak pada pengembangan agribisnis dan agrowisata. Dengan potensi kebun salak yang luas, desa ini dapat mengembangkan konsep wisata petik salak, di mana pengunjung dapat merasakan sensasi memanen salak langsung dari pohonnya. Konsep ini dapat diintegrasikan dengan UMKM lokal yang menyediakan produk olahan salak sebagai oleh-oleh.
Peningkatan kapasitas UMKM melalui pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran juga menjadi prospek yang menjanjikan. Dengan akses internet yang semakin membaik, para pelaku usaha dapat memperluas jangkauan pasar mereka melampaui batas-batas desa.
Pemerintah Desa, bersama dengan masyarakat, perlu terus berinovasi dalam merancang program pembangunan yang berkelanjutan. Diversifikasi usaha, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan, dan penguatan kelembagaan ekonomi desa seperti BUMDesa menjadi langkah strategis yang harus terus didorong.
Desa Tunggara, Kecamatan Sigaluh, merupakan representasi dari desa agraris yang dinamis dan berorientasi pada kemajuan. Dengan fondasi pertanian yang kokoh, lokasi yang strategis, serta masyarakat yang guyub, desa ini memiliki semua modal yang diperlukan untuk menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing. Melalui kolaborasi yang solid antara pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh elemen masyarakat, Desa Tunggara siap menyongsong masa depan yang lebih cerah, menyeimbangkan warisan agrarisnya dengan peluang ekonomi modern yang terus berkembang.